Gangguan Pencernaan (Sembelit): Kandungan Serat yang Sangat Rendah

Sembelit atau konstipasi adalah gangguan pencernaan umum yang sering kali disebabkan oleh pola makan minim serat. Makanan seperti roti putih, pasta olahan, dan makanan cepat saji memiliki kandungan serat yang sangat rendah. Serat, baik larut maupun tidak larut, adalah komponen vital yang tidak dicerna, berfungsi sebagai “sapu” alami bagi sistem pencernaan Anda.

Ketika tubuh kekurangan kandungan serat yang memadai, tinja akan bergerak lambat melalui usus besar. Usus besar menyerap air dari feses yang bergerak lambat, menyebabkan tinja menjadi kering, keras, dan sulit dikeluarkan. Proses yang terhambat ini menimbulkan rasa tidak nyaman, perut kembung, dan rasa sakit saat buang air besar.

Serat tidak larut (ditemukan pada biji-bijian utuh dan sayuran) berperan menambah volume pada tinja, merangsang pergerakan usus (peristaltik). Tanpa bulk ini, otot-otot usus tidak terangsang secara optimal. Akibatnya, kurangnya kandungan serat membuat proses pengeluaran menjadi sulit dan tidak teratur, memperparah sembelit kronis.

Di sisi lain, serat larut (ditemukan pada buah dan kacang-kacangan) menyerap air dan membentuk zat seperti gel, menjaga tinja tetap lunak. Kedua jenis kandungan serat ini bekerja sinergis untuk memastikan konsistensi feses yang tepat. Mengabaikan kedua jenis serat ini adalah resep yang pasti menuju gangguan pencernaan dan ketidaknyamanan.

Konsumsi harian kandungan serat yang dianjurkan bagi orang dewasa adalah sekitar 25 hingga 34 gram, sebuah target yang sulit dicapai jika pola makan didominasi karbohidrat olahan. Solusinya sederhana: ganti biji-bijian olahan dengan biji-bijian utuh, tingkatkan asupan buah, sayuran, dan kacang-kacangan di setiap piring.

Sembelit akibat rendahnya kandungan serat bukan hanya masalah ketidaknyamanan. Konstipasi kronis dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti wasir dan fisura ani, akibat mengejan berlebihan. Oleh karena itu, menjadikan makanan tinggi serat sebagai prioritas adalah langkah esensial dalam menjaga kesehatan usus yang berkelanjutan.

Related Post