Dari Kelas ke Komersial: Saat Mendidik Tak Lagi Menjadi Prioritas Utama

Pergeseran fokus dari misi edukasi ke kepentingan komersial semakin terlihat jelas di berbagai sektor, termasuk media dan lembaga pelatihan. Orientasi pada keuntungan finansial telah mengambil alih nilai-nilai inti. Tujuannya bukan lagi murni untuk mencerdaskan, melainkan untuk memperluas pasar dan. Akibatnya, upaya mendidik tidak lagi Menjadi Prioritas utama dalam setiap kebijakan yang diambil.

Dalam industri penyiaran, misalnya, program yang mendidik sering tergusur oleh konten sensasional yang murah dan cepat mendatangkan rating. Konten edukasi membutuhkan investasi besar dan waktu tayang yang tidak selalu sejalan dengan tuntutan iklan. Ketika rating dan iklan Menjadi Prioritas, kualitas Menjadi Prioritas dan kedalaman informasi secara otomatis dikorbankan demi daya tarik instan yang menjanjikan uang.

Fenomena ini juga merambah institusi pendidikan, di mana gelar dan sertifikasi terkadang lebih diutamakan daripada dan karakter. Kurikulum disesuaikan agar lulusan cepat terserap pasar, meskipun mengorbankan atau riset fundamental. Dalam konteks ini, pembentukan individu yang berilmu dan beretika tidak lagi seperti seharusnya, tergeser oleh tujuan pragmatis.

Dampak buruknya adalah penurunan kualitas sumber daya manusia secara keseluruhan. Masyarakat disuguhi informasi yang dangkal dan terkadang bias, yang sulit mendorong mereka untuk berpikir independen. Jika kepentingan komersial terus Menjadi Prioritas di atas segalanya, kita akan kehilangan generasi penerus yang memiliki nalar kuat dan kemampuan untuk memecahkan masalah kompleks yang dihadapi negara.

Mengembalikan keseimbangan ini membutuhkan intervensi kebijakan yang kuat. Pemerintah harus memberikan insentif bagi media dan lembaga yang berkomitmen pada konten edukasi. Selain itu, regulasi yang ketat diperlukan agar misi sosial dan pendidikan tetap Menjadi Prioritas utama. Tujuan mendidik harus kembali diletakkan sebagai landasan etis dari setiap kegiatan publik dan komersial.

Penting bagi kita untuk menyadari bahwa investasi dalam pendidikan, baik melalui media maupun formal, adalah investasi masa depan. Jika kita terus membiarkan keuntungan jangka pendek Menjadi Prioritas, kita akan membayar harga yang mahal berupa kemunduran intelektual bangsa. Mendidik harus kembali menjadi fokus utama dari setiap platform yang memiliki jangkauan publik luas.

Related Post